Posts

Showing posts from May, 2018

BUMI MANUSIA

Image
(Melawan dengan Menulis) Rencana Hanung Bramantyo untuk memfilmkan roman Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia mendapat berbagai respon pro kontra dalam masyarakat. Ada berbagai pihak yang merasa tidak puas dengan berbagai karya yang pernah di buat Hanung sebelumnya. Sosok sutradara ini juga di kewatirkan tidak bisa mengangkat pesan sesungguhnya yang mau disampaikan Pramoedya dalam Bumi Manusia. Pro kontra juga berpusat pada Iqbal Ramdan yang memerankan sosok Minke (tokoh utama) siswa H.B.S., Surabaya. Iqbal dinilai tidak pantas memerankan Minke penulis muda cerdas. Terlepas dari pro dan kontra mengenai hal ini, saya tidak akan membahasnya. Pada tulisan ini saya akan membahas dari sisi pembaca Bumi Manusia. Bumi manusia adalah sebuah perjuangan terhadap imperialisme kolonial di Indonesia pada zaman penjajahan. Perjuangan ini didasarkan pada berbagai situasi sosial yang merupakan bentukan dari penjajah. Mulai dari sistem kelas dalam masyarakat, sistem pemerintahan, p

PANCASILA RUMAH KITA

Image
Dua tahun belakang ini sejak tahun 2017 kondisi negara Indonesia semakin tidak aman. Puncaknya peristiwa bom beruntun di Surabaya baru-baru ini. Dari serangkaian berita media ada sebuah gejalah disintegrasi bangsa dengan rangkaian peristiwa ini. Kehendak jahat dari orang-orang tertentu, ingin mengantikan ideologi Pancasila semakin nampak. Ini sebuah masalah besar bangsa. Sebagai orang-orang yang mencintai negara dengan Ideologi Pancasila hal seperti ini harus dilawan. Kelompok anti kebinekaan ini perlu diberitahu bahwa ideologi Pancasila merupakan pilihan terbaik terhadap semua kemajukan yang ada. Pancasila merangkum semua perbedaan yang ada di Nusantara. Orang seperti ini harus diingatkan bahwa Indonesia dengan ideologi Pancasila adalah rumah bersama yang mesti terus dirawat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada ideologi lain dari dunia manapun yang bisa menggantikannya, apalagi ideologi yang hanya mewakili kelompok tertentu saja. Tidak mungkin bisa!

SDM PKH ADALAH FASILITATOR 01

Image
Membaca status FB Karolina Lede, 23/06/18 maka kita akan mengetahui ungkapan hati yang tulus dari seorang pekerja sosial. Curhat dari orang yang berada pada garis terdepan berjuang mengatasi persoalan kemiskinan. Sebagai seorang pendamping program keluarga harapan Karolina menyampaikan semua hal yang harus dilakukan. Segala kewajiban bagi seorang pendamping PKH paska ditugaskan. Kewajiban ini yang disebut Karolina sebagai tanggung jawab. Hal tersebut berlaku mulai dari hal substansi seperti penguasaan materi PKH, kebijakannya, sampai pada hal teknis. Status Karolina dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai SDM PKH mengingatkan saya pada peran sebagai fasilitator dalam pendampingan masyarakat. Peran sebagai fasilitator merupakan pilihan yang paling tepat dalam kaitan dengan tugas tersebut. Sebagai fasilitator, SDM PKH hanya bertugas sebagai penghubung atau jembatan. SDM menjembatani antara program dari pemerintah dengan masyarakat miskin. Sebagai j

ANALISIS USAHA TANI

Image
Aktivitas bertani bagi seorang petani bukan merupakan hal yang baru. Hari-hari hidupnya pasti akan selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan pertanian. Tetapi kalau ditanya, apakah petani memperhitungkan semua hal yang berkaitan dengan usaha pertanian maka jawabannya sangat relatif. Sebagian besar tidak melakukan hal tersebut. Bahkan ada yang mengatakan bahwa terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu melakukan analisa usaha tani. Akibat yang diperoleh, petani sudah merasa bersyukur sekali walau usaha yang dilakukan hanya bisa memenuhi titik pulang pokok. Kalau sudah untung satu dua juta bangganya minta ampun. Usaha pertanian tanpa analisa usaha pertanian dalam waktu yang panjang akan berdampak pada tidak ada perubahan yang signifikan baik usaha dan kehidupan setiap petani. Untuk itu petani perlu didorong untuk melakukan usaha pertanian di setiap usaha yang dilakukan. Konsep analisa usaha pertanian juga tidak perlu yang terlalu berbelit-belit, kalau perlu yang paling simple.

HARGA YANG ADIL UNTUK PETANI BERAS

Image
Beras merupakan potensi unggulan di desa Benteng Tawa. Bagaimana tidak? Dari 25,15 km luas desa terdapat 500 hektar lahan sawah. Dari 500 hektar tersebut, 110 hektar lahan sawah dikelolah dengan air irigasi dan 390 hektar merupakan sawah tadah air hujan. Luas lokasi sawah ini kalau kita konversikan kejumlah gabah dengan rata-rata hasil perhektar sebesar 8 ton/hektar maka akan menghasilkan gabah sebesar 4000 ton. Jumlah ini kalau dijadikan beras maka akan menghasilkan 2000 ton. Jumlah yang cukup besar dan semestinya membuat petani beras Benteng Tawa memiliki posisi tawar sehingga mendapatkan harga yang adil. Tapi fakta lapangan justru berkata lain. Beras petani Benteng Tawa hanya dihargai Rp. 7 500/kg oleh pedagang pengumpul desa. Tidak pernah sekali terjadi beras dihargai Rp 10 000/kg. Sebaliknya kalau petani harus membeli lagi dari pedagang pengumpul desa maka harga akan dipatok menjadi Rp. 10 000. Mengapa bisa terjadi demikian? Bukakanlah ini merupakan sebuah ketida

SARJANA MESTI MENGABDI DI DESA

Image
Padangan keliru yang selama ini diterima dalam kehidupan masyarakat adalah setelah menjadi sarjana harus mencari kerja di kota. Orang-orang berpendidikan jangan pulang ke desa apalagi harus mengabdi di desa. Pandangan ini seolah-olah benar adanya sehingga terus dipelihara dalam masyarakat. Entah sejak kapan pandangan seperti ini ada tidak ada seorangpun yang bisa menerangkan. Kalau kita menelusuri alasan dibalik pandangan ini maka ada beberapa pertimbangan yang melatarbelakanginya yaitu: pada zaman dahulu semua pembangunan berpusat di kota. Pembangunan yang hanya terjadi dikota akan berakibat pada perputaran ekonomi, uang hanya terjadi di kota, di desa sangat terlambat. Kalau perputaran uang terlambat maka peluang untuk mendapatkan uang untuk masyarakat di desa termasuk lulusan sarjana sangat terbatas. Kedua, desa diidentikan dengan kegiatan pertanian. Aktivitas pertanian itu sendiri dianggap sebagai sesuatu yang kotor. Pandangan ini yang membuat orang-orang desa

BUKU KONTROL KEUANAGAN KELUARGA

Image
Bulan lalu saya baru saja menyelesaikan Pertemuan Pengutan Kemampuan Kelompok (P2K2) di Desa-desa dampingan PKH. Seperti biasa momen ini akan digunakan untuk mengecek pelaksanaan rencana kelompok-kelompok KPM PKH selama sebulan berlansung. Mumpung karena sesi ini terjadi hanya sebulan sekali untuk setiap kelompok kesempatan tersebut dimanfaatkan secara baik untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana. Ada banyak hal yang kami rencanakan selama bul an maret 2018 mulai dari arisan bulanan, pelaksanaan kerja bakti desa, pendampingan terhadap anak-anak sekolah, pemeriksaan kesehatan bagi ibu yang sedang hamil dan satu rencana yang paling hangat didiskusikan bulan yang lalu yaitu membuat buku control keuangan keluarga. Pada sesi tentang buku kontrol keuangan keluarga saya memberikan kesempatan kepada semua KPM untuk menunjukan buku yang sudah dibuat tersebut. Ruang untuk sharing pengalaman berkaitan dengan tugas baru ini juga dibuka secara lebar. Saya begitu terkejut karena mempe

MUSIM PANEN SEKALIPUN PETANI TETAP LAPAR

Image
Bulan Mei merupakan waktu panen bagi petani. Pada bulan ini semua orang akan beramai-ramai kesawah. Musim panen telah tiba lumbung padi, beras yang sebelumnya kosong akan kembali terisi. Petani akan kembali memiliki stok beras. Ini merupakan kondisi ideal yang sulit ditemukan sekarang. Walaupun sekarang musim panen lumbung padi, beras tidak akan terisi kembali. Padi yang akan di panen ini adalah milik orang lain. Hasil panen akan menjadi milik pihak kedua (pemodal). Petani terikat perjanjian dengan pihak kedua sebelumnya. Kejadian ini bermula dari petani mengalami kekurangan modal pada musim tanam. Saat itu dengan sangat terpaksa petani harus meminjamkan modal dari pihak kedua. Kesempatan ini tentu saja dimanfaatkan secara baik oleh pemodal dengan memberikan pinjaman berbunga tinggi yaitu 7-10% dalam sebulan. Perjanjian ini akan sangat berpengaruh pada saat musim panen karena petani harus membayar kembali pinjaman dengan suku bunga tinggi ini. Padi sawah yang dip

CARA MERAYAKAN KELULUSAN YANG KELIRU

Hari ini (3 Mei 2018) merupakan momen sangat berarti bagi siswa-siswi kelas XII. Perjuangan mereka selama tiga tahun mengenyam pendidikan dibangku Sekolah Menengah Atas akan diketahui pada hari ini. Hari ini mereka mengetahui berita kelulusan mengikuti ujian nasional. Ekspresi bahagia tentu saja tampak diwajah para pelajar. Ada beragam cara merayakan kelulusan ini. Ada yang mempersembahkan dalam doa, ada juga yang membagi kebahagiaan ini di media sosial. Ada juga yang merayakannya dengan cara yang salah yaitu mencoret seragam sekolah. Kalau kita bertanya apa alasannya maka mereka akan menjawab bahwa "seragam ini tidak akan digunakan". Karenanya mereka berhak mengunakan untuk kepentingan apa saja termasuk mencoretnya. Padahal baju seragam tersebut masih sangat layak untuk digunakan oleh orang lain yang membutuhkannya. Oknum yang melakukan ini juga tidak pernah berpikir bahwa orangtua begitu susah mencari rupiah demi rupiah untuk seragam yang mereka coret. Kes

TENTANG SEPULUH BESAR

Image
Dokpri Satu hal yang juga mewarnai pemberitaan pada hari pengumuman kelulusan adalah berintah tentang sepuluh besar sekolah-sekolah di Nusa Tenggara Timur berdasarkan UNBK jurusan IPA dan IPS. Bagi Sekolah Menengah Atas yang masuk dalam daftar sepuluh besar berita ini merupakan sebuah kebahagiaan bagi sivitatas akademika. Berita sepuluh besar adalah sebuah kebahagiaan bagi sepuluh sekolah itu. Mereka memang pantas mendapatkannya. Kalau kita meletakan konteks sepuluh besar ini pada pendidikan yang sesungguhnya lantas akan memunculkan beberapa gugatan: apa urgensinya berita sekolah dalam kategori sepuluh besar sehingga perlu dibuat demikian? Apa dampaknya bagi sekolah tersebut, peserta didiknya? Apakah tidak ada dampak bagi sekolah lain yang tidak masuk dalam sepuluh besar? Di NTT sendiri 317 SMA/MA dan SMK, kalau perengkingan ini hanya untuk sepuluh sekolah saja maka sekolah yang lain mau dikemanakan? Apakah sekolah yang lain tidak pantas? Tentu saja merekah panta

MENGUATKAN PENDIDIKAN MEMAJUKAN KEBUDAYAAN

Image
Dokpri 2 Mei merupakan hari pendidikan Nasional Indonesia. Semua insan akan merayakan momen ini dengan berbagai cara. Di media sosial orang-orang akan mengucapkan selamat hari pendidikan nasional kepada almamaternya, juga kepada guru-gurunya. Dilingkungan pendidikan dan pemerintahan, 2 Mei akan diperingati dengan upacara bendera dan berbagai perlombaan. Keberagaman cara merayakan ini menunjukan bahwa momen 2 Mei begitu besar bagi masyarakat Indonesia dan sangat sayang terlewatkan begitu saja. Bagi saya kegembiraan 2 Mei sebagaimana disampaikan diatasi adalah "seremoni" belaka. Perlu ada tindakan yang berbeda sebagai bentuk penghayatan pendidikan itu sendiri. Setidaknya ada dua hal yang perlu dihayati oleh semua orang yang peduli pendidikan. Hal tersebut tentu berkaitan dengan tema hardiknas 2018 "Menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan". 1. Meningkatkan daya literasi bagi peserta didik. Sebagaiman kita ketahui bahwa negara Indonesia san