Posts

Showing posts from June, 2018

SDM PKH JANGAN BUTA POLITIK

Image
Dokpri Pemilihan umum kepala daerah (PILKADA) serentak tahap II sudah didepan mata. Tanggal 27 Juni 2018 tinggal mengitung jam bagi masyarakat yang akan mengunakan hak suara. 27 Juni semua orang termasuk SDM PKH akan memberikan hak politiknya dalam pemilihan kepala daerah. Menjatuhkan pilihan pada calon pemimpin yang pantas untuk memimpin 5 tahun yang akan datang. Menentukan pilihan pada calon pemimpin yang benar, berpihak pada kepentingan rakyat. Pilihan rasional seperti ini tentu saja butuh pertimbangan politik. Untuk itu tidak dibenarkan kalau masyarakat (SDM PKH) tidak fasih berpolitik. SDM fasih politik bertujuan sebagai bagian dari pendidikan politik. Tujuannya agar KPM bahkan SDM sendiri tidak salah memilih. Harus diakui bahwa ada hal yang mengganjal sebagian SDM PKH untuk dapat berbicara bebas tentang politik (Pilkada). "SDM PKH dilarang untuk berpolitik" yang merupakan bagian dari salah satu klausal kontrak kerja. Hal ini perlu diluruskan. Laran

PILKADA BEBAS AMPLOP

Image
Mata Najwa Di negeri amplop Amplop-amplop mengamplopi Apa saja dan siapa saja Gus Mus Ini merupakan pengalan puisi "Negri Amplop" dari A. Mustofa Bisri yang dibawakannya kembali dalam acara Mata Najwa "Gus Mus dan Negeri Teka-Teki" kamis Rabu 20 Juni 2018. Puisi ini mengungkapkan kekesalannya terhadap berbagai korupsi yang terjadi di negri ini. Negeri yang penuh dengan praktek amplop sebagai pelicin segala urusan. Puisi Negri Amplop sangat relevan digunakan dalam mengawal pesta demokrasi pemilihan kepala daerah serentak tahap II, 27 Juni 2018. Kita semua pasti yakin bahwa praktek amplop dalam kegiatan jual beli suara masih akan dilakukan. Pilkada kali ini tidak menutup kemungkinan akan praktek tersebut. Pihak yang berhasrat menang pasti akan mengunakan cara ini. Praktek ini tentu saja berkaitan dengan biaya politik dalam setiap proses pemilihan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kost politik sangat tinggi untuk setiap perhelatan pilka

BANALU RAKYAT

Image
Gambar: FB Fasilitator Aktivis Semakin dekat momentum pemilihan legislatif tahun 2019 semakin hiruk pikuk dunia perpolitikan kita. Agenda politik dari parpol maupun dari kandidat semakin nampak dan masif. Kalau sebelumnya orang tidak terlalu peduli untuk berkunjung ke desa maka saat ini mereka beramai ramai menemui rakyat. Semua konsentrasi diarahkan kepada masyarakat di desa. Masyarakat desa mendapat perhatian yang intens. Bukan karena mereka adalah aset yang berharga dalam proses pembangunan namun karena suara mereka dibutuhkan pada pileg 2019. Ini skenario benalu. Mereka yang mau mengambil untung. Skenario seperti ini memang sudah biasa dan masyarakat sudah banyak yang mengetahui. Namun bukan berarti praktik ini tidak dijalankan lagi, justru oknum tersebut datang dengan seribuh macam pembelaan. Sebagai masyarakat/konstituen kita mesti cerdas mengantisipasi benalu rakyat ini. Dengan benalu, rakyat tidak perlu berdebat panjang, cukup paham saja apa filosofi dari bena

PERSONAL BRANDING

Image
Wikipedia mendefinisikan personal branding sebagai upaya berkelanjutan untuk menetapkan gambar dan kesan yang ditentukan dalam pikiran orang lain tentang seorang individu. Secara sederhananya persoalan branding dapat didefinisikan sebagai upaya menjual diri dengan ciri tertentu (khas) agar orang lain mudah mengingatnya. Fenomena orang menciptakan personal branding semakin nampak akhir-akhir ini. Tentu saja berkaitan dengan momentum pilkada serentak 2018 da n pemilihan umum 2019. Anda pasti bisa menangkap siapa saja yang saya maksudkan menciptakan personal branding itu, tentu mereka yang memiliki kepentingan dengan kedua hajatan besar tersebut. Ini merupakan hal yang biasa bagi kita yang hidup dalam negara demokrasi. Bahkan semua orang bisa melakukan personal branding tersebut. Terlepas dari hal tersebut saya malah menyayangkan hal tersebut, bukannya skeptis tapi kesan yang diperoleh seolah tidak kuat. Ibarat jamur yang tumbuh dengan subur pada musim hujan maka person

INDONESIA RUMAH PANCASILA

Image
1 Juni merupakan hari raya Pancasila. Perayaan tersebut merupakan peringatan terhadap pidato beberapa tokoh khususnya Bung Karno di depan BPUPKI tentang dasar negara Indonesia. 1 Juni kemudian dikenang sebagai hari lahirnya Pancasila, ideologi besar bagsa Indonesia. Dasar bagi kelansungan bangsa Indonesia yang sangat kompleks. Dengan Pancasila sebagai ideologi maka semua perbedaan tidak dipersoalkan. Semuanya sudah dirangkung dalam lima sila dari P ancasila tersebut. Sedangkan ide mengenai rumah Pancasila baru dikemukakan beberapa tahun terahir. Gagasan ini dikemukakan oleh seorang dosen yang mengabdi di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) St. Ursula Ende, Aloysius B. Kelen. Gagasan rumah Pancasila sebenarnya merupakan visualisasi dari kemajemukan Indonesia dalam sebuah bentuk fisik yaitu rumah. Sama seperti sebuah rumah yang dapar berdiri kokoh kalau ada perpaduan dari semua ramuan yang ada demikian pula bangsa yang besar ini. Dengan demikian sebagai sebuah