Posts

Showing posts from September, 2018

DESA BARU SEBATAS KEGIATAN FISIK

Image
Dokpri: KPM Desa Ngara Ketika desa masih belum menjadi daerah otonomi seperti sekarang banyak orang protes. Terlebih orang desa.  Dana terbatas.  Pembangunan stagnan. Desa tidak diperhatikan merupakan protes-protes yang paling sering disampaikan.  Saat ini, keadaan sudah berbalik 360 derajat. Perhatian pemerintah begitu besar. Pemerintah pusat melalui UU desa memberikan kewenangan dan sokongan dana besar bagi desa. Pemerintah daerah juga memberikan porsi bagi pembangunan desa.  Aneka program dan kegiatan meluncur ke desa.  Desa kebanjiran perhatian.  Lantas apakah desa sudah berubah 360 derajat dari kondisi tiga atau lima tahun yang lalu? Sampai sejauh ini memang belum terlalu nampak perubahan tersebut. Beberapa desa yang saya amati (kebetulan saya terlibat secara langsung maupun tidak lanslang dalam pembangunannya) menunjukan gejala yang sebaliknya.  Desa memang semakin nampak perkembangannya dari sisi pembangunan fisik. Sedangkan aspek pemberdayaan tidak kel

KEKINIAN DAN BERBUDAYA

Image
Weri Ngadu di Kampung Damu Siapa saja yang hidup di zaman ini dituntut untuk menjadi orang yang tidak ketinggalan secara informasi. Selalu up  to date perkembangan disetiap detik dari berbagai belahan dunia.  Kalau tidak mengikuti perkembangan tersebut akan disebut sebagai orang yang ketinggalan. Bukan bagian dari manusia kekinian.  Tuntutan zaman seperti ini merupakan hal yang positif. Pada saat ini semua orang merasa perlu terhubung antara satu dengan lainnya. Dunia terasa begitu dekat dengan teknologi. Perkembangan arus informasi yang begitu cepat ini tentu tidak saja berdampak secara positif melainkan berdampak juga secara negatif. Informasi yang tersaji secara cepat membuat kita cepat sekali terpengaruh dengan budaya luar. Gejala seperti remaja bergaya Korea adalah contoh paling dekat betapa informasi membuat generasi terpengaruh. Pada saat keluar dari rumah anda mungkin tidak akan keheran-heran melihat anak remaja bergaya seperti artis Korea. Berpenampilan s

FASILITATOR MENULIS

Image
Dokpri Tiga tahun menjalankan tugas sebagai fasilitator lapangan ada banyak hal yang diperoleh. Baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pendampingngan. Semuanya merupakan pengalaman yang menarik untuk dibagikan kepada orang lain. Yang memiliki minat yang sama mungkin bisa belajar dari pengalaman tersebut. Begitupun sebaliknya pengalaman fasilitator lain bisa dipelajari untuk memperkaya diri.  Proses saling belajar dari pengalaman ini akan sangat mudah diwujudkan kalau fasilitator mau saling berbagi dengan menulis. Menuliskan pengalaman tersebut baik melalui media sosial seperti Facebook, Twitter maupun Blog.  Kalau para pendamping bisa melakukannya maka bisa dipastikan akan ada banyak sekali tulisan yang saling memperkaya dunia pendampingan masyarakat. Tulisan mendalam berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan oleh fasilitator.  Harus diakui bahwa masih banyak fasilitator yang tidak mau berbagi pengalaman dengan cara menulis. Bahkan kalau dibandingkan dengan gu

DESA MEMBUTUHKAN SARJANA

Image
Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak Di Desa Benteng Tawa Pulang ke desa setelah selesai mengenyam pendidikan tinggi merupakan pilihan yang tidak menarik bagi sebagian pemuda. Desa tidak menyediakan peluang kerja adalah alasan utama untuk tidak pulang ke desa. Selain itu, alasan lain seperti gaji kecil dan peluang peningkatan karir yang terbatas juga merupakan pertimbangan yang selalu membatasi sarjana muda untuk mengabdikan ilmunya di desa. Beberapa alasan ini bisa saja diakui sebagai kebenaran kalau lulusan sarjana hanya melihat peluang di  desa secara sepintas. Menyelaminya dari kulit luar saja. Kalau menelusuri lebih dalam fakta sebaliknya yang dijumpai. Justru pada saat ini lulusan sarjana sangat dibutuhkan dalam membangun desa. Bahkan desa kewalahan mencari tenaga yang bisa menempati berbagai jabatan struktural.  Berikut beberapa jabatan yang selalu kekurangan tenaga lulusan sarjana. Pertama , Kepala Desa. Dulu, jabatan ini terkenal tidak ramah bagi lulusan sarj

USAHA BERBASIS KEBUTUHAN

Image
Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak  Kelompok PKH Waesaok Program Keluarga Harapan (PKH) memiliki salah satu bisnis proses yang disebut Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Kegiatan pertemuan antara pendamping dan Keluarga Penerimaan Manfaat (KPM) yang dilaksanakan setiap bulan. P2K2 merupakan kesempatan bagi Pendamping dan KPM membicarakan masalah dan upaya dalam mengatasi persoalan dari bisnis proses PKH. Ajang yang tidak saja berbicara tentang masalah seputar PKH tetapi mesti harus bergeser pada upaya memperkuat ekonomi KPM agar cepat sejahtera. Proses ini mesti segerah dilakukan karena bantuan PKH tidak bersifat permanen.  Sebagaimana  tertuang dalam permensos No 1 tahun 2018 bahwa masa kepesertaan PKH hanya 6 tahun. Pendamping perlu mempersiapkan KPM agar bisa sejahtera bahkan sebelum selesai masa keanggotaan PKH. P2K2 merupakan kesempatan yang baik untuk mempersiapkan KPM keluar dari kemiskinan. Motif-motif ekonomi, usaha harus didorong oleh pendamping