Posts

Showing posts from June, 2020

SDN Waesaok

Image
Dokpri 1 Januari 2015 bertepatan dengan perayaan tahun baru, pemuda Waesaok, Desa Benteng Tawa mengadakan diskusi pendidikan bersama seluruh masyarakat di kapela Lingkungan St. Maria Waesaok.  Yang dibahas lebih banyak berkaitan dengan motivasi pendidikan: Mengajak orang tua untuk selalu mendukung pendidikan anak. Mendorong adik-adik pelajar untuk selalu rajin ke sekolah untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).  Juga mendorong tenaga pendidikan dari dua lembaga pendidikan SDN Waesaok dan SMPN 2 Riung agar tidak pernah lelah mendampingi peserta didik.  Saat mendapatkan kesempatan bicara saya secara sengaja menyoal SDN Waesaok yang jarang mengajar, melatih dan mementas kebudayaan setempat (Budaya Riung) dalam kegiatan sekolah.  Saya tidak bermaksud mengajak masyarakat berpikir kedaerahan (cukup memirkan budaya Riung saja). Maksudnya, mengajak lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk melestarikan budaya lokal juga.  Mendengar kritik tersebut, seorang guru SDN

Harga yang Adil

Image
  Gambar:Pixabay Petani selalu mendapatkan harga yang tidak adil dari usaha pertanian. Misalnya, harga beras. Dalam kondisi langkah sekalipun, sulit sekali petani bisa menjual dengan harga Rp. 10.000/kg. Kalau beruntung, paling seharga Rp. 9.000/kg.  Padahal harga beras di pasaran paling rendah Rp. 9.000/kg. Itupun untuk beras dengan kualitas jelek. Sedangkan, beras kualitas baik selalu dijual diatas Rp. 11.000/kg.  Ini persoalan klasik desa-desa yang memiliki potensi unggulan di sektor padi. Setidaknya ada dua hal yang menjadi penyebabnya. Pertama, rantai pemasaran yang panjang. Biasanya petani sebagai produsen beras tidak bisa, terbatas akses untuk menjual beras secara langsung kepada konsumen. Sejauh ini petani menjualnya ke pengumpul ditingkat desa. Baru kemudian pengumpul tingkat desa yang menjual kepada konsumen.  Selisih harga saat membeli dari petani dengan harga saat jual merupakan keuntungan yang akan diperoleh pedagang pengumpul atau tengkulak.  Ke