Posts

Showing posts from September, 2017

CACI DALAM BAYANG-BAYANG GLOBALISASI

Image
Dokpri: Caci di kampung Damu, Desa Benteng Tawa Sabtu 16 November saya mengikuti acara caci.  Sebuah tarian perang sebagai ungkapan syukur masyarakat. Caci merupakan sebuah warisan budaya yang masih terus jalankan oleh generasi penerus. Caci merupakan rangkaian upacara syukur yang berlansung setiap tahun.  Caci tersebut berlansung di kampung adat Damu Desa Benteng Tawa Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada. Pada pelaksanaan caci kali ini saya membawa serta teman-teman kerja untuk menyaksikan. Ada 5 orang yang ikut bersama dalam rombongan.  Selama kegiatan caci berlansung ada berbagai macam komentar dari teman-teman. Pada dasarnya mereka mengagumi kekayaan budaya ini.  Dari sekian banyak komentar tersebut adalah komentar dari Rian yang paling mengangu saya. Teman yang baru pertama kali menonton caci mengemukakan hal yang tidak biasa. Apakah antusias masyarakat hanya seperti ini? Kebetulan memang yang terlibat dalam kegiatan tidak terlalu banyak terlebih kususnya anak m

SUPERVISI

Image
Ixerv.com Setiap organisasi pasti kenal dengan istilah supervisi. Sebuah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh atasan pada bawahan.  Supervisi bertujuan untuk melihat sejauh mana capaian program sebuah organisasi yang dikerjakan oleh perangkat organisasi. Kegiatan seperti ini biasanya dilakukan oleh team managerial/staf inti sebuah organisasi.  Pada saat supervisi team managerial akan melihat capaian program tersebut bersama staf begitupun masyarakat yang merasakan. Hasil dari sebuah supervisi adalah rekomendasi perbaikan. Baik berupa strategi untuk mencapai program, metode, kerja sama kemitraan atau berbagai hal penghambat lainnya.  Sebuah supervisi akan bergasil kalau pihak-pihak yang terlibat dalam program dilibatkan semuanya. Pimpinan kantor atau managerial mesti menyampaikan hal tersebut secara terbuka kepada staf yang bertugas dilapangan begitupun dengan masyarakat.  Hal ini sangat penting agar tidak melahirkan sebuah asumsi yang bersifat pribadi dari orang yan

AGROWISATA MAUMERE

Image
Dokpri Sangat sedikit orang yang tertarik dengan dunia pertanian. Saking tidak tertariknya dengan pertanian sudah banyak anak muda Indonsia mulai meninggalkanya. Fakta inilah yang kemudian menjadi sebuah kegelisahaan nasional sebagaiman dikemukakan oleh Presiden Jokowi dalam sambutannya di ITB.  Minat di bidang pertanian memang kecil karena bidang ini identik dengan kotor. Hal inilah yang menyebabkan bidang ini tidak banyak diminati. Selain itu sistem pendidikan kita juga yang membuat lulusan perguruan tinggi engan menjadi petani. Saking akutnya, lulusan pertanian sekalipun enggan untuk menekuni bidang pertanian.  Mindset yang dibangun justru sebaliknya. Yang perna menginjakkan kakinya didunia pendidikan formal wajib meninggalkan dunia kotor ini. Hanya orang-orang desa saja yang mengambil kesempatan ini.  Namun hal ini tidak berlaku secara keseluruan. Disudut kota Maumere ada anak muda yang mau mengambil bidang yang kotor ini. Dokpri Seorang anak muda yang mam

GELIAT LITERASI INDONESIA

Image
Ilustrasi: medanbisnisdaily.com Akhir-akhir ini kampanye literasi sangat mengema dalam masyarakat. Semua pihak mau terlibat dalam gerakan ini. Hal ini menunjukan bahwa geliat literasi di Indonesia memang sudah mulai bertumbuh. Juga meruapan sebuah tanda bahwa kelak masyarakat Indonesia tidak kala dengan bangsa lain dalam bidang literasi.  Gerakan literasi merupakan sebuah gerakan untuk membuat semua orang sadar akan kegiatan literasi. Membuat anak-anak Indonesia dekat dengan kegiatan membaca dan menulis.  Gerakan ini santer dilakukan oleh semua pihak. Gerakan literasi bertolak dari fakta minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah. Mengenai hasil survey tentang minat baca kita bisa menemukannya diberbagai media. Sudah banyak pemberitaan tentangnya.  Fakta ini kemudian mendorong semua pihak untuk bergerak. Tidak hanya kerna hasil survey tapi kenyataannya memang minat literasi bangsa Indonesia rendah.  Geliat ini mesti terus kita lakukan. Selain untuk mendorong min

IRONI DUNIA KERJA

Image
Gambar Evaluasa team LSM Tananua Entah mengapa, apakah merupakan faktor bawaaan atau keseringan ada saja orang yang suka menceritakan masalah pribadi orang lain. Tindakan menceritahkan nama orang atau gosip ini justru terjadi didunia kerja. Dilakukan oleh orang-orang yang sementara bekerja dan pada jam kerja.   Paling kurang hal inilah yang paling sering ditemukan dilingkungan kerja yang saya jalani. Bukan sok profesional dalam bekerja tetapi tindakan seperti ini sangat merugikan organisasi. Kemajuan apa yang bisa diperoleh organisasi kalau karyawannya sibuk bergosip ria.  Melakukan aktifitas bergosop ria tentang masalah pribadi seseorang pada waktu kerja akan berakibat pada beberapa hal: Membuang-buang waktu kerja aktif organisasi. Prestasi kerja individu atau organisasi juga akan menurun. Iklim kerja organisasi tidak harmonis. Apalagi kalau masalah yang digosipkan adalah masalah pribadi dari rekan kerja dalam organisasi. Akibat lanjutannya adalah hubungan sosial antar sesa

KEGALAUAN SEORANG PENDAMPING LAPANGAN

Image
Gambar: Anggota kelompok Saate, Desa Maurole Sudah dua tahun mengabdi sebagai pendamping/fasilitator lapangan. Sebuah tugas untuk melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. Tugas untuk mendampingi dan memampuhkan masyarakat tidak mampu, terpinggitkan oleh pembangunan dan perkembangan zaman.  Tugas ini merupakan sebuah pengabdian. Dalam pengabdian tersebut pendamping lapangan akan berupaya semaksimalmungkin berperan sebagai guru bagi masyarakat. Sebagai teman yang bersedia mendengarkan berbagai curahan hati mereka. Segabai katalisator perubahan dan berbagaintugas-tugas lainnya.  Dengan tugas sebagai pendamping lapangan ini ada sebuah harapan yang ingin digapai. Harapan bahwa suatu saat nanti masyarakat yang didampingi dapat menjadi mandiri dalam segala hal. Berdikari dalam urusan pemenuhan kebutuahan sehari-hari.  Memasuki tahun kedua dalam masa pengabdian sebagai pendamping lapangan ini, ada kegalauan yang terus menbayang-bayangi yaitu:  Pertama, Ukuran keberha

INKONSISTENSI PETANI DALAM PERJUANGAN MERUBAH NASIB

Image
Gambar: Dokpri penyerahan alat untuk kelompok untuk kelompok Saate, Desa Maurole Masalah terbesar yang dialami oleh semua kelompok masyarakat di Indonesia termasuk petani adalah kemiskinan. Masalah ini bukan merupakan persoalan baru bagi masyarakat. Kemiskinan adalah masalah klasik yang selalu dikemukakan oleh semua orang.   Dalam menangani masalah kemiskinan, sudah ada berbagai upaya dari sekian banyak. LSM Tananua yang merupakan salah satu NGO lokal di Ende juga telah melakukan berbagai kegiatan untuk mengurngai kemiskinan tersebut.  Upaya yang dilakukan oleh Tananua salah satunya dengan program kakao lestari (Sustainable Cocoa Produktion Program). Program dari kementrian dalam negri yang dimenangkan oleh konsorsium Swisscontact dan Veco Indonesia ini menyasar kelompok-kelompok tani kakao, empat Kabupaten di Nusa Tengara Timut yaitu: Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Sumba Timur.  Sampai dengan tahun ini program SCPP sudah melakukan pendampingan se

WISUDA MENAMBA PENGANGGURAN

Image
gambar:aliexpres Setiap tahunnya kampus selalu mewisudakan mahasiswa. Jumlah wisudawan setiap tahun akan terus bertambah. Dari proses wisuda yang terus berlansung ini ada sebuah harapan besar yang selalu diinginkan oleh masyarakat dari para wisudawan.  Paara wisudawan yang diwisudahkan minimal mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan kalau boleh bisa mencipkatakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Apakah dengan wisuda yang berlansung setiap tahun ini ada banyak lapangan pekerjaan yang tercipta oleh para wisudawan/Sarjana muda? Jawaban sangat relatif bagi setiap lulusan. Fakta kebanyakan menunjukan bahwa banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak mampu menciptakan lapangan pekerjan. Mereka lebih memilih untuk menjadi penganggur.  Fakta ini bisa dibuktikan dari data statistik Provinsin Nusa Tenggara Timur sebagaimana dukutip dari situs rri. Co.id menunjukan bahwa pada Agustus 2016 data penganguran NTT sebesar 76,6 ribu orang. Dari jumlah tersebut

SATU RUMAH SATU SARJANA

Image
gambar ilustrasi: apb.org Secara nasional persoalan pendidikan di Indonesia bukan lagi pada keterbatasan jumlah tamatan sarjana. Persoalanya sudah bergeser pada tidak mampunya dunia kerja menyerap banjiran sarjana-sarjana muda yang selalu diwisudakan setiap tahunnya.  Ketidak mampuan dunia kerja menyerap banyak tenaga kerja inilah yang menjadikan penganguran intelektual sebagai sebuah momok baru dalam masyarakat. Bukan menjadi rahasia lagi bahwa pada zaman sekarang bahwa jumlah penganguran kebanyakan merupakan lulusan dari perguruan tinggi. Ini adalah sebuah fakta masalah pendidikan secara nasional.  Dengan fakta seperti ini bukan berarti disetiap desa, Kabupaten, atau provinsi pada setiap rumahnya/kepala keluarga memiliki sarjana.   Faktanya banyak menunjukan sebuah kenyataan yang terbalik.  Belum setiap rumah/kepala keluarga yang memiliki lulusan sarjana. Untuk itu perlu ada sebuh gerakan satu rumah satu sarjana.  Gerakan ini tentu saja bertujuan untuk memot

PRIVATISASI STADION MARILONGA ENDE

Image
Gambar: Dokpri Animo masyarakat Kabupaten Ende terhadap sepak bola sangat tinggi. Fakta ini dapat kita lihat pada pertandingan Liga III Eltari Memoriam Cup 2017 di Ende.   Ada banyak masyarakat yang mau terlibat dalam kegiatan tersebut walaupun harus mengantri tiket menonton pertandingan sambil berdesak-desakan.   Namun disamping animo masyarakat yang begitu tinggi tersebut, pencinta sepak bola Kabupaten Ende   harus berhadapan dengan sebuah realitas kepahitan berupa keterbatasan daya tampung stadion Marilonga. Kapasitas tampung stadion kebanggan masyarakat Kabupaten Ende ini baru sebanyak 6.500 orang, tidak sebanding dengan antusias dari masyarakat.  Keterbatasan daya tamping inilah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya gesekan dalam pertandingan final Liga III, Eltari Memoriam Cup XXIX. Dimana pada laga puncaknya mempertemukan PSN Ngada dan team tuan rumah PERSE Ende. Terlepas dari perdebatan panas antara berbagai pihak berkaitan dengan hal tersebut, dari sis