SATU RUMAH SATU SARJANA


gambar ilustrasi: apb.org

Secara nasional persoalan pendidikan di Indonesia bukan lagi pada keterbatasan jumlah tamatan sarjana. Persoalanya sudah bergeser pada tidak mampunya dunia kerja menyerap banjiran sarjana-sarjana muda yang selalu diwisudakan setiap tahunnya. 

Ketidak mampuan dunia kerja menyerap banyak tenaga kerja inilah yang menjadikan penganguran intelektual sebagai sebuah momok baru dalam masyarakat. Bukan menjadi rahasia lagi bahwa pada zaman sekarang bahwa jumlah penganguran kebanyakan merupakan lulusan dari perguruan tinggi. Ini adalah sebuah fakta masalah pendidikan secara nasional. 

Dengan fakta seperti ini bukan berarti disetiap desa, Kabupaten, atau provinsi pada setiap rumahnya/kepala keluarga memiliki sarjana.  Faktanya banyak menunjukan sebuah kenyataan yang terbalik. 

Belum setiap rumah/kepala keluarga yang memiliki lulusan sarjana. Untuk itu perlu ada sebuh gerakan satu rumah satu sarjana. 

Gerakan ini tentu saja bertujuan untuk memotivasi semua keluarga/rumah tangga yang ada didesa menyekolahkan anak-anak mereka. Kepala-kepala rumah tangga/orangtua mesti disadarkan bahwa pendidikan adalah aspek terpenting dalam kehidupan setiap orang/keluarga. 

Ibarat senjata bagi pasukan perang, pendidikan juga adalah alat/cara yang bisa dioptimalkan untuk peningkatan kemampuan dan posisi tawar seseorang. Kalau posisi tawar seseorang  sudah tinggi dengan demikian posisi tawar masyarakat juga tinggi. 

Perjuangan agar semua orang mendapatkan pendidikan atau setidaknya setiap keluarga mendapatkan akses pendidikan adalah perjuangan bersama. 

Karena pendidikan merupakan sebuah hak anak bangsa maka perlu perjuangan banyak orang. Semua orang perlu mengkondisikan terciptanya pemenuhan kebutuhan pendidikan tersebut. 

Untuk memenuhi hal ini pada situasi sekarang, kita tidak perlu lagi memikirrkan lagi aspek biaya. Pada saat ini dengan menjamurnya lembaga pendidikan yang ada di Indonesia maka biaya pendidikan yang ditawarkan lebih berfariasi kemungkinan masyarakat bisa menjangkau.

Selain itu pada saat sekarang masyarakat bisa memanfaatkan peluang transfer yang begitu banyak ke daerah baik dalam bentuk dana desa maupun transfer kepemerintahan desa. Alokasi transfer ke daerah tersebut bisa dimanfaatkan untuk biaya pendidikan. 

Zaman sekrang pendidikan menjadi ukuran dalam setiap kita mencari pekerjaan. Untuk itu terlibatlah dalam usaha pendidikan minimal satu rumah/keluarga satu serjana.  

Comments

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE