USAHA BERBASIS KEBUTUHAN

Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak
 Kelompok PKH Waesaok

Program Keluarga Harapan (PKH) memiliki salah satu bisnis proses yang disebut Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Kegiatan pertemuan antara pendamping dan Keluarga Penerimaan Manfaat (KPM) yang dilaksanakan setiap bulan.

P2K2 merupakan kesempatan bagi Pendamping dan KPM membicarakan masalah dan upaya dalam mengatasi persoalan dari bisnis proses PKH. Ajang yang tidak saja berbicara tentang masalah seputar PKH tetapi mesti harus bergeser pada upaya memperkuat ekonomi KPM agar cepat sejahtera.

Proses ini mesti segerah dilakukan karena bantuan PKH tidak bersifat permanen.  Sebagaimana  tertuang dalam permensos No 1 tahun 2018 bahwa masa kepesertaan PKH hanya 6 tahun. Pendamping perlu mempersiapkan KPM agar bisa sejahtera bahkan sebelum selesai masa keanggotaan PKH. P2K2 merupakan kesempatan yang baik untuk mempersiapkan KPM keluar dari kemiskinan.

Motif-motif ekonomi, usaha harus didorong oleh pendamping PKH dalam setiap kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga.  Lebih dari itu pendamping harus bisa memastikan apakah motif ekonomi ini memang betul-betul dibutuhkan atau hanya tindakan menyenangkan pendamping saja.

Usaha yang terlalu gegabah keputusannya mungkin hanya akan menyenangkan pendamping dalam jangka pendek namun tidak memiliki nilai tambah untuk KPM apalagi memiliki berpengaruh terhadap kemandirian. Untuk memastikan apakah usaha berbasis kebutuhan KPM atau tidak maka pendamping bersama KPM harus memutuskannya dengan menggunakan beberapa pertimbangan: penentuan usaha  harus sesuai dengan minat dan kondisi lingkungan KPM dan perlu didahului dengan analisa usaha tani/ternak.

Penentuan usaha yang sesuai minat dan kondisi lingkungan sangat penting. Tahap ini penting agar KPM giat menjalankan usaha. Selalu termotivasi untuk membangun usaha tersebut hari demi hari.

Pendamping dan KPM juga harus memastikan bahwa lingkungan sekitar mendukung usaha tersebut. Baik itu lingkungan sosial kemasyarakatan maupun keadaan alam. Lingkungan menjadi faktor pendukung usaha ini melangkah maju atau sebaliknya.

Pertimbangan berikutnya adalah analisa usaha tani/ternak. Pada tahap ini pendamping dan KPM perlu memastikan semua hal yang berkaitan dengan usaha. Mulai dari jumlah modal yang dibutuhkan, bahan baku, sampai pada hitungan untung rugi dari usaha tersebut. Analisa usaha wajib dilakukan agar KPM bisa mempunyai gambaran keuntungan. Kalau usaha yang direncanakan tidak untung maka perlu untuk mencari alternatif usaha lainnya.


Begitupun kalau usaha tersebut sangat tergantung dengan bahan baku dari luar maka perlu untuk dipertimbangkan sejak awal. Sebagai contoh KPM PKH kelompok Mbazang, Desa Benteng Tawa 1.

Pada awalnya kelompok yang beranggotakan 15 orang KPM ini berencana untuk menjalankan usaha ternak babi sebagai usaha kelompok. Semua anggota sudah sepakat dengan gagasan tersebut. Pada saat dicek lebih jauh tentang kepemilikan ternak babi disetiap pengurus KPM, diperoleh data bahwa hanya tiga orang pengurus saja yang memilikinya. Selebihnya tidak ada.

Selain itu bahan baku untuk pembuatan pakan ternak babi ternyata harus didatangkan dari tempat lain. Andai tidak dicek lebih dalam bisa saja usaha ini tidak berjalan. Kalaupun dipaksakan untuk berjalan maka KPM akan mengalami kerugian. 

Setelah berdiskusi lebih jauh diputuskan usaha penjualan bubuk kopi. Usaha ini dipilih karena semua KPM memiliki lahan kopi dan setiap hari mereka berkerja untuk mengurus kopi.

Mengunjungi KPM bersama Korkab PKH Ngada
Arman Rato (Bertopi)
Dua hal ini wajib dilakukan oleh pendamping PKH dalam penentuan usaha kelompok. Hal bertujuan agar usaha yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari KPM. Selain itu usaha yang dilakukan bisa mendapatkan keuntungan bagi pendapatan ekonomi KPM PKH. 




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE