BUKU KONTROL KEUANAGAN KELUARGA

Bulan lalu saya baru saja menyelesaikan Pertemuan Pengutan Kemampuan Kelompok (P2K2) di Desa-desa dampingan PKH. Seperti biasa momen ini akan digunakan untuk mengecek pelaksanaan rencana kelompok-kelompok KPM PKH selama sebulan berlansung.
Mumpung karena sesi ini terjadi hanya sebulan sekali untuk setiap kelompok kesempatan tersebut dimanfaatkan secara baik untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana. Ada banyak hal yang kami rencanakan selama bulan maret 2018 mulai dari arisan bulanan, pelaksanaan kerja bakti desa, pendampingan terhadap anak-anak sekolah, pemeriksaan kesehatan bagi ibu yang sedang hamil dan satu rencana yang paling hangat didiskusikan bulan yang lalu yaitu membuat buku control keuangan keluarga.
Pada sesi tentang buku kontrol keuangan keluarga saya memberikan kesempatan kepada semua KPM untuk menunjukan buku yang sudah dibuat tersebut. Ruang untuk sharing pengalaman berkaitan dengan tugas baru ini juga dibuka secara lebar.
Saya begitu terkejut karena memperoleh konfirmasih dari KPM bahwa kebanyakan dari mereka belum mebuat buku kontrol keuangan keluarga. Terus terang dari hal sekecil ini saja, menunjukan tidak konsistennya perjungan KPM untuk sebuah perubahan.
Lebih dari itu ada beberapa hal yang lebih penting yang belum ditangkap secara baik dalam penjelasan bulan lalu berkaitan dengan alas an mengapa buku ini harus dibuat. Hal yang dimaksudkan adalah KPM bisa mengendalihkan atau mengatur keuangan secara bijak.
Bijak dalam proses mengatur keungan yang dimaksudkan adalah KPM bisa mengukur pengeluaran keuangan keluarga mereka. Minimal uang yang keluar tidak lebih besar dari jumlah uang yang masuk.
Poin ini sangat penting bagi KPM. Temuan lapangan dalam kegiatan sharing terungkap bahwa KPM tidak mampu mengelolah secara bijak keuangannya. KPM tidak bisa mengontrol pengunaan keuangan secara baik.
Buku control pengunaan uang merupakan salah satu instruman yang bisa dioptimalkan. Dengan demikian KPM bisa mengelolah uang secara bijak. Minimal dari pendapatan bulanan bisa mencukupi kebutuan mereka selama sebulan.
Memang ini cukup berat sehingga belum banyak yang mau melakukan. Walaupun terlambat tetapi poin ini akan terus dikawal demi sebuah perubahan prilaku KPM dalam mengelolah keuangan keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE