3 GARANSI MENJADI POLITISI



Pileg 2019 sudah di depan mata. Hiruk pikuk dari mereka yang akan terlihat semakin gencar dilakukan. 

Berbagai acara dijadwalkan untuk dihadiri. Mulai dari yang resmi seperti pelantikan kepala desa sampai dengan acara yang tidak pernah dijadwalkan, kalau terjadi diluar tahun politik, upacara penguburan mayat. 

Semua orang tahu ada motif politik dibalik kahadiran tersebut. Ada orang banyak disana. Masyarakat yang memiliki hak suara. 

Memang ditahun politik rakyat betul-betul dihormati. Sama seperti pelayan menghormati raja. Tentu, ini penghormatan yang semu. Tidak bertahan lama. Akan berakhir beriringan dengan berakhirnya pemilu. 

Rakyat kembali akan ditinggali selama lima tahun. 

Bagi kalian yang sekarang seolah-olah mesra dengan masyarakat, ketahuilah rakyat tidak mudah dikibuli. Rakyat sudah cerdas dalam membaca semua ini. Rakyat muak dengan semua sandiwara ini. 

Mereka tahu ini semua sandiwara. Jangan harap mereka bisa memilih anda.

Kalau memang anda merasa ingin sekali menjadi wakil rakyat maka anda mesti mempersiapkan tiga hal.

Tiga hal ini merupakan jaminan bagi keterpilihan anda. Suka atau tidak suka tetapi pengalaman menunjukan demikian. 

Pertama: Jasa/pengorbananan. Hal yang  sudah dan sedang kita lakukan bagi masyarakat. Masyarakat akan lebih mudah untuk mengingat anda, apabila mereka pernah dibantu. 

Masyarakat tidak mempersoalkan besar atau kecilnya bantuan yang anda berikan atau hal yang anda lakukan. Itu semua tidak ada artinya. Yang berarti buat mereka tindakan yang sudah anda lakukan baginya.

Saya menemukan sendiri dalam interaksi dengan masyarakat. Saat mereka membahas topik pemilihan legislatif tahun 2019. Kebanyakan masyarakat akan berbicara, promosi bahkan sudah menentukan pilihan pada calon yang dianggap berjasa bagi mereka. 

Catatan untuk hal ini, kalau boleh upaya "tanam jasa" yang akan anda lakukan mesti  dari jauh-jauh hari. Bukan satu tahun sebelum pemilihan. Akan sangat mudah mengetahui motif di baliknya. 

Kedua, konsilidasi melalui jaringan keluarga. Apalagi bagi calon yang memiliki sanak famili banyak. 

Memang hal ini tergantung pada kedewasaan dari konstituen. Kalau pemilihan anda adalah pemilih emosional, peluang terbuka sangat lebar. 

Fenomena ini sangat mudah ditemukan kalau anda sering kemasyarakat. Siapa saja yang datang akan ditanya nama lengkap, asal dari mana, siapa orangtuanya. 

Pertanyaan seperti ini adalah bagian dari menemukan hubungan kekeluargaan "yang datang" dengan mereka.  

Sebagai politisi anda mesti mengetahui peluang ini. Kalau perlu dioptimalkan. Hasilnya, anda adalah satu-satunya pilihan yang tidak tergantikan. 

Ketiga, kesiapan uang. Saya tidak bermaksud untuk membenarkan politik uang. Tetapi fakta lapangan banyak suara yang bisa dibeli dengan rupiah. 

Kalau politisi punya uang dijamin akan dipilih rakyat. Saat ini masyarakat memilih karena uang bukan karena kesadaran untuk membangun demokrasi yang lebih baik. Uang yang membuat mereka memilih. 

Comments

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE