MENGAPA HARUS BERKELOMPOK?

Singkronisasi di Benteng Tawa 1
Dalam kegiatan singkronisasi bidang pertanian sebagai sektor unggulan di desa Benteng Tawa dan Benteng Tawa 1 bersama Dinas Pertanian Kabupaten Ngada beberapa perwakilan masyarakat mempersoalkan keberadaan kelompok.  Mulai dari keaktifan,  aset serta program dan aktifitas kelompok.

Keberadaan kelompok cenderung responsif. Aktif kalau ada bantuan. Selanjutnya tinggal nama. Semua yang mempersoalkan mengarahkan pada satu kesimpulan bahwa kelompok sudah tidak penting. Tidak efektif.

Adapun muara dari usulan, peserta berharap agar berbagai bantuan kedepannya tidak lagi melalui  kelompok, lansung pada orang perorangan saja.

Sebagaimana yang bisa anda tebak, usulan tersebut tidak disepakati oleh Dinas terkait begitupun oleh pemerintah desa. Karena pemerintah sudah bersepakat bahwa melalui kelompok adalah pilihan pendekatan pelayanan publik terbaik.

Saya sendiri yang mengikuti pertemuan ini melihat usulan dan diskusi ini sebagai sebuah gejala individualistis. Orang lebih mementingkan diri sendiri ketimbang kepentingan bersama.

Usulan dalam pertemuan tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat sudah tidak paham dengan keberadaan kelompok. Masyarakat lupa beberapa pertimbangan yang mendasari semua pendekatan pembangunan harus melalui kelompok.

Pertama, budaya gotong royong. Bangsa Indonesia begitu terkenal dengan hal ini. Gotong royong adalah modal sosial dalam masyarakat. Sudah sejak dulu masyarakat terbiasa menyelesaikan berbagai persoal secara bersama. Ada pandangan yang mengatakan bahwa sebuah masalah akan lebih mudah dipecahkan oleh dua atau tiga kepala ketimbang oleh satu kepala. Ini merupakan pertimbangan mengapa harus berkelompok.

Kedua, pertimbangan keadaan alam dan sumber daya yang belum memadai. Di desa Benteng Tawa dan Benteng Tawa 1 misalnya, hampir seluruh lokasi pertanian terdiri atas lereng bukit dan lembah dengan tingkat resiko tinggi kalau dikerjakan seorang diri. Apalagi tidak didukung dengan sumber daya yang memadai seperti peralatan pertanian, pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan pertanian yang masih terbatas.
 
Ketiga, dukungan dana yang terbatas dari pemerintah. Sampai sejauh ini, pemerintah belum punya dana untuk menyumbang kepada setiap pribadi atau KK yang membutuhkan bantuan disektor pertanian. Kelompok menjadi solusinya. Melalui kelompok sumbangan-sumbangan tersebut dapat menjangkau semua orang, minimal anggota kelompok. 

Dengan demikian kalau mendalami lebih jauh apa yang diusulkan maka akan ditemukan akar masalahnya, bukan pada kelompok tidak dibutuhkan melainkan manajemen kelompok. Semua usulan berpangkal pada organisasi kelompok yang sudah tidak efektif. Kalau aspek keorganisasian kelompok dibenahi secara baik maka masalah tersebut akan berkurang karena sampai kapanpun kelompok tetap akan dibutuhkan.

Comments

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE