SUKA DUKA MENJADI PEKERJA SOSIAL

Dokpri

Setelah selesai kuliah medan baru yang akan segera dijalankan adalah bekerja. Biasanya dunia kerja setiap orang akan berbeda antara satu dengan lainnya.

Ini sangat tergantung pada minat dan kesenangan seseorang. Kalau anda lulusan dari fakultas pendidikan dan keilmuan, memiliki ketertarik pada dunia pendidikan maka pilihan anda bisa jadi menjadi pendidik. Begitupun dengan profesi lainnya semua tergantung dari minat dan didukung dengan pendidikan anda.

Pada prinsipnya apa saja profesi yang anda tekuni akan memilih banyak tantangan. Tantangan tersebut baik yang membuat kita semakin kuat dengan profesi tersebut maupun sebaliknya. 

Pada kesempatan kali ini, saya akan men-share suka duka menjadi pendamping. Ini berkaitan dengan blog ini sebagai fasilitator aktifis, media untuk berbagai pengalaman sebagai pekerja sosial. 


Sebagai pekerja sosial, saat ini saya bekerja untuk program keluarga harapan. Bagi yang belum tahu, Program Keluarga Harapan yang biasa disingkat PKH adalah program strategis nasional yang sudah berjalan sejak tahun 2007. Saat ini PKH sudah menjangkau semua Propinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Saya merupakan  pendamping di Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada, Propinsi Nusa Tenggara Timur. 

Suka duka sebagai pekerja sosial/pendamping  yang akan saya bagi, juga berkaitan dengan pengalaman bekerja sebelumnya di sebuah NGO dengan program Sustainable Cocoa Production Program. Dua pekerjaan yang sudah dan sedang dilakukan memiliki keterkaitan yaitu pengabdian pada masyarakat. Bagian dari tugas sebagai pekerja sosial. 

Berikut suka duka menjadi seorang pekerja sosial. Kita awali dengan yang menarik. Pertama, Banyak kenalan baru. Pada saat ditugaskan dilokasi pengabdian sudah pasti akan berjumpa dengan orang-orang baru. Bisa saja mereka adalah sanak keluarga yang sudah lama tidak berjumpa atau mereka yang baru kita kenal pada kesempatan tersebut. Yang pasti mereka yang kita jumpai tidak akan mengambil jarak dengan pendamping/pekerja sosial. Mereka yang bergabung memiliki kesamaan visi dengan pekerja sosial, berjuang bersama mengatasi persoalan sosial. 

Kedua berpetualang di daerah baru. Lokasi tugas walaupun berada di dalam Kecamatan yang sama namun tidak menjamin daerah tersebut serupa. Disinilah letak sensasinya. Pemandangan yang indah akan selalu menemani pekerja sosial dalam perjalanan menuju lokasi tugas. Pekerja sosial akan selalu perpetualangan dispot--spot baru. 

Ketiga, Pekerja sosial dituntut untuk terus belajar. Biasanya masyarakat yang didampingi tidak pernah memandang basic ilmu apa yang kita pelajari sebelumnya. Yang masyarakat tahu pendamping maha bisa dan tahu segalanya. Oleh karena itu mereka tidak segan-segan meminta solusi dari pekerja sosial.

Selain beberapa hal yang membuat pekerjaan sosial nyaman dengan profesinya, ada beberapa tantangan yang pasti akan dijumpai selama menjalankan tugas pendampingngan. Berikut ini beberapa yang paling sering dijumpai: 

Pertama, pekerja sosial dituntut untuk bekerja sesuai deadline. Nah, ini yang kadang kala membuat pendamping harus berjuang lebih. Bagi yang berkeluarga atau yang baru pada tahap pacaran harus rela meninggalkan mereka berhari-hari bahkan sampai seminggu demi tugas, wkwkww. 

Kedua, inftastruktur yang menantang. Persoalan infrastruktur merupakan masalah bangsa Indonesia. Kita semua tahu bahwa belum semua daerah mendapatkan keadilan yang sama dari sisi infrastruktur pendukung misalnya jalan, listrik begitupun dengan air bersih. Jangan heran pada saat menyusuri jalan menuju lokasi tugas pekerjaan sosial  seperti jalan di kali besar dengan batu lepas yang siap menerkam anda kalau tidak lincah. Pekerja sosial akan sering mengadakan  pertemuan hanya diterangi pelita.  Tragis bukan. 

Itulah beberapa suka duka menjadi seorang pekerja sosial. Persoalan akan selalu ada, tantangan akan datang silih berganti namun yang pasti semangat tidak boleh kendur karena pekerjaan sosial berjuang bersama dengan mereka yang lebih menderita. 

Comments

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE