POLITIK IDENTITAS DALAM PILGUB NTT
voxntt.com |
Nusa Tenggaara Timur merupakan
salah satu provinsi yang melakukan pemilihan umum kepala daerah tahun 2018. Riak-riak
hajatan demokrasi ini sudah semakin panas dalam masyarakat.
KPU NTT sebagai penyelengara juga
sudah menetapkan empat calon yang akan berlaga dalam proses demokrasi yaitu
paket nomor satu Eston-Chris. Duet antara Esthon Feonay-Christian Rotok yang
diusung oleh partai Gerindra dan PAN. Paket nomor dua MS-EMI yang merupakan
kolabirasi antara Marianus Sae-Emilia Nomleni diusung oleh PDIP dan PKB. Paket
Harmoni adalah paket nomot tiga peserta pemilu NTT yang merupakan kolaborasi
antara Benny K Harman-Benny Litelnoni diusung oleh partai demokrat, PKPI dan
PKS. Paket Viktor-Yos merupakan paket keempat yang diusung oleh partai Golkar,
Nasdem dan Hanura.
KPU NTT juga sudah menetapkan
waktu kampanye yang dimulai dari 15 Februari saampai dengan 23 Juni 2018.
Pengumuman waktu kampanye ini dimanfaatkan secara baik oleh calon dan tim
sukses untuk semakin memantapkan langkah meraih kemenangan.
Ibara pendekar semua paket sudah mulai
mengeluarkan jurus terbaik dalam kampaye. Semua tim berusaha melakukan terbaik demi mendapatkan
simpati dari masyarakat.
Salah satu jurus yang dimainkan
dalam pilkada NTT adalah politik Identitas. Semua tim sukses dari keempat
kandidat menyampaihkan identitas-identitas yang melekat dari jagoan-jagoan
mereka. Aspek politik identitas yang disampaikah adalah suku, ras, agama dan
status sosial tertentu dari calon-calon tersebut.
Apakah ini sangat bermanfaat
dalam mendongkrak perolehan suara? Tentu saja akan sangat mendongkrak. Celah
masyarakat NTT yang merupakan pemilih tradisionan sangat dimanfaatkan oleh tim
sukses.
Bagi sebuah daerah yang lagi
belajar menuju kedewasaan demokrasi hal ini tentu saja akan sangat berbahaya.
Identitas-identitas politik yang dikampanyekan akan memunculkan berbagai
sentiment-sentimen berdasarkan suku, ras, agaman dan status sosial.
Hal ini perlu diantisipasi dalam
pilgub NTT. Masyarakat NTT harus belajar dari kegagalan politik identitas dalam
pilgub DKI. Jangan sampai proses demokrasi ini menjadi pintu masuk berbagai
perpecahan di NTT!!!
Comments
Post a Comment