TENTANG MENGUNAKAN ISTILAH

Dokpri: Peseta LKTD
Akhir tahun 2017 saya diminta oleh adik-adik dalam sebuah organisasi kepemudaan mendampingi pelaksanaan kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD) di Desa Benteng Tawa, Kecamatan Riung Barat. LKTD tersebut merupakan program wajib dari organisasi tersebut sebagai bagian dari pendidikan sebelum menjadi anggota organisasi.

Kegiatan LKTD tersebut menyasar peserta yang sedang duduk dibangku SLTP dan SLTA. Dengan demikian dari sisi usia rata-rata usia peserta adalah dibawah 17 tahun. Dari sisi kedewasaan berpikir semua peserta belum terlalu matang dalam berpikir. Kedewasaan menyerap istilah juga tentu saja masih kurang karena pelajar SLTA dan SLTA belum terbiasa dengan hal tersebut.

Namun keadaan ini tidak perna dipikirkan oleh panitian LKTD. Hal tersebut berdampak pada beberapa materi yang disampaihkan. Sepanjang saya mendengarkan uraian materi dari pemateri, ada banyak sekali istilah yang digunakan dalam penyajian.  

Istilah tersebut kebanyakan tidak saya pahami. Ada sebagian istilah yang salah konteks. Saya hanya membayangkan pasti peserta juga banyak yang tidak memahaminya. Dugaan saya memang tidak salah pada sesi tanya jawab tidak satu orang pesertapun yang mau menanggapi atau bertanya tentang materi tersebut.

Pemateri lantas mengungkapkan kekecewaannya pada peserta karena tidak terlibat aktif. Dalam hati saya hanya berpikir bahwa terkadang kita hanya mau menunjukan kehebatan yang tidak berdasar dengan mengunakan bahasa yang sokakademisi. Padahal kita sendiri banyak tidak mengetahui konteks yang tepat dalam pengunaan istilah.

  

Comments

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE