Politik Biaya Murah?

2019, saat akan maju menjadi calon Anggota Legislatif, kader sebuah partai menyatakan bahwa politik itu mahal. Membutuhkan banyak uang. Biaya politik itu besar. 
Menjadi seorang yang ingin maju, bertarung di arena politik harus mempersiapkan biaya politik. Siap banyak uang kalau mau terpilih. 
Ia kemudian terpilih. Keterpilihannya karena ia melakukan "money politik". Memberikan uang kepada orang yang memilihnya. Sekali lagi ini peryataannya kepada konstituennya setelah pelantikan. 

2020, kader partai yang sama, mengatakan akan maju menjadi calon bupati dengan biaya yang murah. Politik Biaya murah. 
Untuk orang lain yang kebetulan bukan pemilih pada dapil yang sama akan merasa hebat dengan gagasan ini. 
Bagi saya, ini sebuah ketidak-konsisten. 
Masa, masih dari partai yang sama dengan kader yang sama, pernyataan berubah-ubah!
Atau ini pernyataan by design. Jualan isu  pemimpin yang lahir dari kelompok kecil/miskin. Dengan demikian akan mengundang simpati dari masyarakat kecil. 
Bisa juga sebuah kenyataan. Kader partai  ini lagi terjepit secara finansial (Wkwkwkww...bisa aja?).
 
Yang pasti, untuk hal sekecil ini susah dipercaya. Peryataannya sulit dipegang. Apalagi untuk hal besar.

Saya ingin mengutip pernyataan Frans Magnis Suseno sebagai penutup. "Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tetapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa."
Kalau pernyataan saja sudah susah dipercaya apalagi kebijakan nanti. 
Mari kita diskusi. 

Comments

Popular posts from this blog

SDK Rupingmok

SDN Munting

SABANA OLAKILE